Ahad, 25 April 2010

___.:: kekuatan kasih sayang II ::.___

hati ini terus menyayangi kekuatan kasih sayang
lama mana pun masa tetap akan ku tunggu


Ada damak ada ipuh,
Naik ke bukit ada sumpitnya,
Emas perak senang disepuh,
Kalau besi nampak karatnya,

Aku berjalan diawal pagi,
Singgah sebentar dipohon tinggi,
Sudah aku cari kasih sayang ini,
Hanya engkau dihati,

Kalau tuan mendaki bukit,
Bukit didaki terlalu tinggi,
Sudah nyata kenyataan itu terbit,
Kasih sayang itu mengecewakan hati,

Mata indah tidak boleh sayu,
Jangan gugur seperti daun layu,
Aku bertanya sambil merayu,
Kasih sayang engkau masih dengan aku???

Bulan hulur matahari berdiri,
Tanam kapas di laman raja,
Inilah dia kenyataan sendiri,
Kasih saying bersamamu ke mana saja,

Burung putih terbang malam,
Hinggap mari di pohon cemara,
Hati aku di carik-carik,
Pohon kemaafan dari engkau,

Mari ke Mesir naik kapal terbang,
Hajat di hati dah pun melayang,
Kemaafan diberi dengan hati tenang,

Pohon selasih jangan tinggi,
Kalau tinggi berdaun jangan,
Sudah ada kasih sayng ini,
Menanti bertahun kasih sayang jangan,

Dari kodiang ke Kepala Batas,
Aku tunggu sebentar di Gurun,
Aku bertanya sebelum terbabas,
Wijdan sudikah ikatkan kembali apa yang dilepaskan,

Dewa-dewa mencari sakti,
Diam dalam gua batu,
Sedih kecewa di hati,
Luka berdarah hanya tuhan yang tahu,

Dalam hidup ini,
Ada perkara mengecewakan,
Walaupun semua dalam ingatan,
Hanya kasih sayang engkau aku perlukan,

Anak dara tumbuk pandan,
Hendak dibuat kuih hidangan kenduri,
Perkara yang baik jadikan teladan,
Segala yang buruk letak ketepi,

Tanpa penyesalan untuk berubah,
Hanya kata maaf aku ungkapkan,
Tiada guna ungkapan indah,
Harap kasih sayang membimbing aku,

Anak haruan mudik berenam,
Lumba-lumba menyusul tebing,
Sama mencicah si hati kuman,
Susah senang sama membimbing,

Andai engkau terasa,
Telah aku paparkan,
Apa yang terjadi moga engkau dan aku tidak ulangi lagi,
Hati aku ingin kasih sayang yang satu,

" بارك الله لكما وبارك عليكما وجمع الله لكما في خي "

Hendak kasih sayang yang satu,
Berdoalah pada Allah,
Nanti Allah bagi kasih sayang yang satu,

Turun bukit bila mendaki,
Rehat sebentar dibawah pokok,
Lelah di hati tidak hilang-hilang,
Hajat di hati ternanti-nanti kasih sayang dari hati,

Dewa-dewa melihat sakti,
Diam dalam gua batu,
Jangan kita susah hati,
Kelak Allah membantu,

Pergi ke seberang bermudik sampan,
Arus sungai mengalir pergi,
Menyusuri tebing membawa diri,
Mengharap kasih sayang bersama sekali,

Sudah dikatakan dari tadi,
Kasih sayang sentiasa bersamamu,
Sedih kecewa di dalam hati,
Hati yang berdarah hanya tuhan yang tahu,

Kecewa di dalam hati,
Hati yang berdarah hanya tuhan yang tahu,
Biar aku ubati hati tadi,
Aku berdoa pada yang dia yang satu,

Kalau kekanda bijak bestari,
Bolehkah saya mengetahui,
Apakah ia ubat merawat hati,
Setelah hati berdarah sekali,

Kekanda bukan bijak bestari,
Tuan puteri lagi disayangi,
Sedih kecewa dalam hati,
Boleh kita perbetul kembali,

Apakah taruhan wahai kekanda,
Agar kejadian tidak berulang,
Supaya tuan puteri tidak kecewa,

Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang,
Sudikah tuan puteri terima lamaran,
Terimalah sebuah Alquran sebagai lamaran kekanda,
Harap kita kembali bersama,

Tuan puteri hanya insan biasa,
Alquran pula teman suka dan duka,
Hanya Allah penentu segala-gala,
Mintalah petunjuk dari-NYA,

Pergi ke kuala mendayung sampan,
Sampan bocor tidak aku sedari,
Kasih sayang aku inginkan,
Sebuah Alquran lamaran buat tuan puteri,

Biji selasih permainan muda,
Daun sehelai dimakan kuda,
Jangan main-main dengan Alquran,
Kelak nanti dimurka tuhan,

Biji getah permainan desa,
Daun getah dibuat perhiasan,
Alquran sebagai tanda lamaran,
Pada tuhan aku berserah,

Buah pauh di atas peti,
Anak udang di tapak tangan,
Dari Iskandariah tuan puteri berfikir,
Kes lamaran ini main-main atau serius???

Sungguh cantik bunga melati,
Bersulam indah kuntum kekwa,
Sungguh benar hajat di hati,
Melamar tuan puteri dijiwa,

Jangan dimain kes lamar-melamar ini,
Nanti kecewa dilubuk hati,
Tuan puteri harap kekanda mengerti,
Minta petunjuk dari ilahi,

Main bola di padang bola,
Sebiji bola direbut-rebut,
Alhamdulillah petunjuk ilahi sudah dicari,
Lubuk hati berkata ya,
Melamar tuan puteri bukan main-main,

Demi sebuah kehidupan,
Tidak dapat tuan puteri katakan,
Petunjuk ilahi minta diizinkan,
Hanya Allah tuan puteri sandarkan,

Kehidupan yang nak dibina,
Pada ilahi meminta petunjuk,
Izin diberi pada tuan puteri,
Mata berkelip tidak sayu,

Dari Malaysia tuan puteri ke mari,
Mesir negeri pilihan keluarga,
Petunjuk ilahi jangan berhenti,
Tanyakan kembali pada hari konvokesyen nanti,

Hari-hari aku berasa,
Hati ini tenang dengan kebaikan,
Gelisah terhadap dosa dan kejahatan,
InsyaAllah kasih sayang tuan puteri pembimbing,

Terima kasih tuan puteri,

Jangan lupa Al-Khalik,
Jangan lupa Al-Rahman dan Al-Rahim,
Ketahuilah oleh mu wahai kekanda,
Doa adalah senjata hamba-NYA,
Kasih dan sayang sentiasa bersama,
Dari kejauhan tuan puteri berdoa,
Semoga Allah bersama kekanda,
Harapan keluarga lebih utama,
Tuan puteri hanya insan biasa,
Maafkan tuan puteri wahai kekanda,
Jawapan diberi mengecewakan jiwa,
Hari-hari kekanda merasakan,
Hati ini tenang dengan kebaikkan,
Gelisah terhadap doasa dan kejahatan keterlanjuran,
Terima kasih kekanda ucapkan,
Jawapan diberi tidak mengecewakan,
Tidak dapat kekanda ungkapkan,
Petunjuk ilahi dipohonkan,
Pada Allah kekanda doakan,
InyaAllah harapan keluarga diutamakan,
Kasih sayang tuan puteri membimbing kekanda,

Tiada ulasan: